WEF 2021, Jambore Orang Kaya Sedunia Ditunda Karena COVID-19

WEF 2021, Jambore Orang Kaya Sedunia Ditunda Karena COVID-19


Play all audios:


Jakarta, IDN Times – Forum Ekonomi Dunia (WEF) memutuskan menjadwal ulang acara tahunan mereka yang biasanya dilakukan pada Januari 2021, ke awal musim panas tahun depan.


“Tidak mudah memutuskan hal ini, karena kehadiran dari pemimpin global untuk mendesain jalan pemulihan bersama dan merumuskan The Great Reset pasca-pandemik COVID-19 sangat mendesak,” ujar


Adrian Monck, direktur pengelola keterlibatan publik di WEF, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 26 Agustus 2020.


Pertemuan tahunan WEF biasanya digelar di Davos, sebuah desa tempat tetirah di kawasan pegunungan di Swis.


WEF didirikan pada 1971 oleh ekonom dan insinyur asal Jerman, Profesor Klaus Schwab. Sejak itu, setiap pekan keempat Januari, desa kecil Davos didatangi 10 ribuan orang dari berbagai dunia.


Sebanyak 3 ribu di antaranya adalah peserta ajang tahunan para pengambil keputusan di bidang ekonomi dan bisnis. Kehadiran kepala pemerintahan dan top eksekutif perusahaan kelas dunia


menjadi hal rutin di WEF.


Sebagai ganti pertemuan tatap muka yang biasanya dihadiri ribuan peserta, sekitar 25 Januari 2021 akan digelar “Dialog Davos” yang akan menghadirkan pemimpin dunia.


“Mereka bakal berbagi pandangan soal kondisi dunia 2021,” ujar Adrian.


Kapan jadwal baru untuk WEF ke-51 itu akan segera ditentukan? Segera setelah penyelenggara memastikan kondisi aman dan sehat bagi peserta serta komunitas lokal yang bakal menjadi tuan rumah.


Saat berlangsung WEF, semua hotel, apartemen, bahkan rumah penduduk disesaki peserta yang harus membayar penginapan dengan harga mahal. Begitu juga transportasi publik seperti kereta api


yang menghubungkan jalur utama dari Zurich ke lokasi dan desa di sekitar Davos.


Awal Agustus ini pemerintah Swis mengungkapkan terjadinya lonjakan kasus harian sampai 200 orang terinfeksi COVID-19, dari data Juni 35 kasus per hari. Swis sempat melakukan lockdown,


penutupan wilayah, pada Maret 2020.


Kenaikan kasus virus corona membuat Swis, salah satu negara dengan fasilitas kesehatan terbaik di dunia, terpojok, kewalahan.


Menurut Adrian, WEF akan terus menjalin kolaborasi untuk aktivitas berkaitan tantangan global, regional dan bisnis berkaitan dengan pandemik ini.


Sejak Februari, hampir 1.200 anggota WEF dari kalangan bisnis, pemerintaah, dan penggiat sipil bergabung dengan platform aksi bersama untuk penanganan dampak COVID-19, yang disebut dengan


COVID Action Platform.


“Pada September, pertemuan WEF soal dampak terhadap pembangunan berkelanjutan akan menyampaikan prinsip kunci dari The Great Reset, yang mengaja kita untuk fokus kepada apa yang bisa kita


kontribusikan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif,” kata Adrian.


Sebagaimana acara sebelumnya, selama 50 tahun, WEF ke-51 semula akan dihadiri pemimpin global dari kalangan pemerintahan, bisnis, dan masyarakat sipil.


“Kita hanya punya satu planet, dan kita ketahui bahwa perubahan iklim bisa menjadi bencana alam global dengan konsekuensi yang lebih dramatis bagi kemanusiaan. Kita harus mengurangi emisi


karbon dalam celah waktu yang masih ada, dan membawa pemikiran dan perilaku yang mengarah ke harmoni dengan alam,” kata pendiri dan ketua eksekutif WEF, Klaus Schwab, dalam keterangan


tertulisnya, Rabu, 3 Juni 2020.


Klaus saat itu meluncurkan tema The Great Reset. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa ikut mendukung platform pemulihan ekonomi yang diluncurkan WEF dan bakal menjadi tema WEF


ke-51.


“The Great Reset adalah pengakuan bahwa tragedi kemanusiaan ini adalah pengingat kuat. Kita harus membangun ekonomi yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan, dan masyarakat yang lebih


tahan banting dalam menghadapi pandemik, perubahan iklim, dan banyak tantangan global lainnya yang kita hadapi,” kata Sekjen PBB Antonio Guterres.


WEF selalu menjadi tempat para pemimpin ekonomi dunia menentukan arah bisnis dalam setahun berikutnya.


Jakarta, IDN Times – Forum Ekonomi Dunia (WEF) memutuskan menjadwal ulang acara tahunan mereka yang biasanya dilakukan pada Januari 2021, ke awal musim panas tahun depan.


“Tidak mudah memutuskan hal ini, karena kehadiran dari pemimpin global untuk mendesain jalan pemulihan bersama dan merumuskan The Great Reset pasca-pandemik COVID-19 sangat mendesak,” ujar


Adrian Monck, direktur pengelola keterlibatan publik di WEF, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 26 Agustus 2020.


Pertemuan tahunan WEF biasanya digelar di Davos, sebuah desa tempat tetirah di kawasan pegunungan di Swis.


WEF didirikan pada 1971 oleh ekonom dan insinyur asal Jerman, Profesor Klaus Schwab. Sejak itu, setiap pekan keempat Januari, desa kecil Davos didatangi 10 ribuan orang dari berbagai dunia.


Sebanyak 3 ribu di antaranya adalah peserta ajang tahunan para pengambil keputusan di bidang ekonomi dan bisnis. Kehadiran kepala pemerintahan dan top eksekutif perusahaan kelas dunia


menjadi hal rutin di WEF.


Sebagai ganti pertemuan tatap muka yang biasanya dihadiri ribuan peserta, sekitar 25 Januari 2021 akan digelar “Dialog Davos” yang akan menghadirkan pemimpin dunia.


“Mereka bakal berbagi pandangan soal kondisi dunia 2021,” ujar Adrian.


Kapan jadwal baru untuk WEF ke-51 itu akan segera ditentukan? Segera setelah penyelenggara memastikan kondisi aman dan sehat bagi peserta serta komunitas lokal yang bakal menjadi tuan rumah.


Saat berlangsung WEF, semua hotel, apartemen, bahkan rumah penduduk disesaki peserta yang harus membayar penginapan dengan harga mahal. Begitu juga transportasi publik seperti kereta api


yang menghubungkan jalur utama dari Zurich ke lokasi dan desa di sekitar Davos.


Awal Agustus ini pemerintah Swis mengungkapkan terjadinya lonjakan kasus harian sampai 200 orang terinfeksi COVID-19, dari data Juni 35 kasus per hari. Swis sempat melakukan lockdown,


penutupan wilayah, pada Maret 2020.


Kenaikan kasus virus corona membuat Swis, salah satu negara dengan fasilitas kesehatan terbaik di dunia, terpojok, kewalahan.


Menurut Adrian, WEF akan terus menjalin kolaborasi untuk aktivitas berkaitan tantangan global, regional dan bisnis berkaitan dengan pandemik ini.


Sejak Februari, hampir 1.200 anggota WEF dari kalangan bisnis, pemerintaah, dan penggiat sipil bergabung dengan platform aksi bersama untuk penanganan dampak COVID-19, yang disebut dengan


COVID Action Platform.


“Pada September, pertemuan WEF soal dampak terhadap pembangunan berkelanjutan akan menyampaikan prinsip kunci dari The Great Reset, yang mengaja kita untuk fokus kepada apa yang bisa kita


kontribusikan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif,” kata Adrian.


Sebagaimana acara sebelumnya, selama 50 tahun, WEF ke-51 semula akan dihadiri pemimpin global dari kalangan pemerintahan, bisnis, dan masyarakat sipil.


“Kita hanya punya satu planet, dan kita ketahui bahwa perubahan iklim bisa menjadi bencana alam global dengan konsekuensi yang lebih dramatis bagi kemanusiaan. Kita harus mengurangi emisi


karbon dalam celah waktu yang masih ada, dan membawa pemikiran dan perilaku yang mengarah ke harmoni dengan alam,” kata pendiri dan ketua eksekutif WEF, Klaus Schwab, dalam keterangan


tertulisnya, Rabu, 3 Juni 2020.


Klaus saat itu meluncurkan tema The Great Reset. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa ikut mendukung platform pemulihan ekonomi yang diluncurkan WEF dan bakal menjadi tema WEF


ke-51.


“The Great Reset adalah pengakuan bahwa tragedi kemanusiaan ini adalah pengingat kuat. Kita harus membangun ekonomi yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan, dan masyarakat yang lebih


tahan banting dalam menghadapi pandemik, perubahan iklim, dan banyak tantangan global lainnya yang kita hadapi,” kata Sekjen PBB Antonio Guterres.


WEF selalu menjadi tempat para pemimpin ekonomi dunia menentukan arah bisnis dalam setahun berikutnya.