
11 peristiwa kelam yang pernah terjadi di korea utara
- Select a language for the TTS:
- Indonesian Female
- Indonesian Male
- Language selected: (auto detect) - ID
Play all audios:

02 Des 2019, 08:20 WIB cnbc.com Ada banyak hal unik dan menegangkan tentang Korea Utara. Dari namanya (Republik Rakyat Demokratik Korea) hingga situs resmi sampai banyaknya laporan dan
cerita yang diberitakan pers tentang kekuatan tak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh para diktatornya, ancaman aneh terhadap musuh-musuhnya, dan pelanggaran aneh yang dilakukan oleh
pejabat seniornya sendiri. Sebenarnya, itu belum seberapa, lho. Di bawah pernyataan dan kejahatan, ada sebuah rezim totaliter yang menggunakan pembunuhan, penyiksaan, dan penculikan dalam
skala besar. Belum lagi, penduduk Korea Utara berada di bawah garis kemiskinan. Dilansir dari berbagai sumber, peristiwa berikut ini hanya merupakan sebagian kecil dari kejahatan terhadap
kemanusiaan yang diketahui, yang diduga dilakukan oleh rezim Kim Jong Un. 1. EKSEKUSI DENGAN SENJATA ANTI-PESAWAT _Businessinsider.__com_ dalam laporannya tahun 2017 menuliskan bahwa
eksekusi di DPRK kemungkinan sering terjadi tanpa sepengetahuan pengamat internasional. Contohnya jika terjadi di dalam kamp konsentrasi dan penjara negara - sulit untuk mengetahui berapa
banyak yang dibunuh oleh rezim setiap tahunnya. Namun terkadang, eksekusi dilakukan untuk menjadi berita utama dunia. Seperti kasus pada tahun 2016, menurut media Korea Selatan, pembersihan
pejabat pemerintah yang dianggap sebagai ancaman bagi rezim menyebabkan penangkapan dan eksekusi dari dua menteri: Hwang Min, menteri pertanian, dan Ri Yong-jin, yang bekerja di kementerian
pendidikan. Yang membuat eksekusi ini menjadi begitu penting, karena Hwang dan Ri (yang belakangan disebut-sebut ketiduran dalam pertemuan dengan Kim Jong Un) dieksekusi oleh senjata
antipesawat, kemungkinan sebagai unjuk kekuatan untuk menanamkan rasa takut pada pejabat pemerintah lainnya. Menurut anggota parlemen Korea Selatan yang telah diberi pengarahan oleh dinas
intelijen, lima orang juga terbunuh dengan metode ini pada awal 2017, yang akhirnya memberikan preseden yang menakutkan untuk pembunuhan di DPRK. 2. EKSEKUSI DI MUKA UMUM csmonitor.com
Eksekusi yang tidak manusiawi tidak saja diperuntukkan bagi para petinggi di Korea Utara, warga biasa atau petani pun bisa mengalami hal yang sama. Seperti kasus pada tahun 2007, menurut
_Good Friends_ - sebuah organisasi bantuan yang berfokus pada DPRK - seorang manajer pabrik dari Suncheon dieksekusi karena menutupi fakta bahwa ayahnya adalah bagian dari pemerintahan
pra-Kim. Dia juga dihukum karena menginvestasikan uang pribadi dan melakukan panggilan telepon internasional. Tidak seperti kebanyakan orang, yang akan dieksekusi di kamp penjara, manajer
pabrik itu malah dijadikan contoh, dieksekusi di sebuah stadion di kota kelahirannya. Laporan itu menyatakan bahwa 170.000 orang hadir untuk melihat eksekusi pria berusia 74 tahun itu.
Parahnya lagi, enam orang dilaporkan tewas ketika meninggalkan stadion karena membludaknya kerumunan yang saling berdesakan. Sementara itu, sejumlah pejabat "yang terkait" dengan
insiden itu juga dipecat. 3. NASIB TENTARA AMERIKA DI KOREA UTARA lifedaily.com Selama Perang Korea, seorang prajurit muda bernama Wayne Minard--yang bergabung menjadi tentara pada usia 17
tahun dan hanya bertugas selama dua tahun di militer--hilang setelah pasukan Cina menyerang pasukan AS di dekat Sungai Ch'ongch'on. Menurut _Defense POW / MIA Accounting Agency_,
Minard meninggal pada Februari 1951, hanya beberapa bulan kemudian karena kelaparan di kamp penjara musuh. Kematian Minard bukanlah anomali dalam Perang Korea, dan daftar pasukan yang
hilang, banyak dari mereka yang kemungkinan dibunuh di kamp-kamp. Namun yang paling mengejutkan adalah, jenazah Minard dikembalikan ke Amerika Serikat pada akhir 2016, lebih dari setengah
abad kemudian. Bahkan pada tahun 2017, hampir 8.000 orang Amerika gugur dalam Perang Korea. Penganiayaan tawanan perang oleh rezim, mengidentifikasikan bahwa banyak tentara yang ditangkap
dan dibunuh, tidak pernah dikembalikan ke keluarga untuk dimakamkan dengan layak--dan kemungkinan besar tidak akan pernah terjadi. 4. PARA TENTARA YANG MENCURI HASIL PERTANIAN WARGA
telegraph.co.uk Kelaparan adalah momok yang membayangi banyak warga di Korea Utara, dan bantuan makanan telah lama menjadi bagian dari negosiasi dengan negara tersebut. Namun, pada musim
panas 2017, masalah agak memburuk dengan penerapan perintah oleh rezim bagi tentara untuk menjarah pertanian warga demi memenuhi kebutuhan pokok para tentara. _Telegraph.co.uk _menuliskan,
sebuah sumber Korea Utara mengatakan kepada media di Seoul bahwa tentara-tentara yang kekurangan gizi akibat kelelahan selama pelatihan, akhirnya diperintahkan untuk mencuri makanan demi
memenuhi kebutuhan mereka. Yang mana menurut militer, perang bisa saja akan segera terjadi dengan Korea Selatan, Jepang, atau Amerika Serikat. Akibatnya, para petani melawan militer untuk
mempertahankan pertanian mereka, dan para prajurit sendiri menjual jagung curian di pasar-pasar di seluruh provinsi Ryanggang. 5. SISTEM SONGBUN Menurut _Human Rights Watch_, Sistem
_songbun_ - "_songbun_" berarti "bahan" atau "latar belakang" adalah kasta identifikasi yang dibuat oleh pemerintah Korea Utara pada akhir 1960-an. Ketika Kim
Il-sung memperketat cengkeramannya di negara itu, ia menerapkan sistem tersebut sebagai upaya mengidentifikasi warga negara yang berpotensi mengancam rezim baru. Berdasarkan tindakan mereka
sendiri dan tindakan orang tua mereka, lebih dari tiga juta warga digolongkan sebagai inti, goyah, atau musuh. Jika seseorang dekat dengan Kim atau pernah menjadi pejuang perlawanan melawan
Jepang, maka ia menjadi bagian dari kelas inti. Jika orang itu adalah seorang pemilik tanah, pengusaha, atau intelektual di bawah pemerintahan Jepang, maka ia bagian dari kelas musuh. Kelas
tersebut yang menentukan di mana seseorang diizinkan untuk tinggal, pekerjaan apa yang bisa di pegang, dan apakah orang itu memiliki kemungkinan untuk dianiaya oleh negara. Sistem _songbun_
berantakan setelah terjadi krisis kelaparan pada 1990-an, yang akhirnya Korea Utara menyadari bahwa mereka dapat naik status sosial dengan menyuap pejabat pemerintah. 6. LAYANAN STREAMING
TELEVISI Pemerintah Korea Utara berusaha untuk menanamkan rasa kesetiaan dan patriotisme kepada rakyatnya. Menurut _Forbes_, baru-baru ini, media pemerintah negara itu mengumumkan rencana
untuk mengatur layanan _streaming_ sendiri untuk televisi. Layanan yang dikenal sebagai "_Manbang_" ini memungkinkan warga negara untuk menonton hingga lima saluran yang berbeda,
yang di antaranya dokumenter dan berita yang pastinya telah disetujui dan disponsori oleh pemerintah. Terlepas dari klaim media pemerintah, banyak yang skeptis dengan keberadaan _Manbang_,
sebagian besar karena tidak ada lagi ketersediaan internet di negara ini. 7. INSIDEN PEMBUNUHAN KAPAK wikipedia.org Insiden pembunuhan kapak adalah salah satu peristiwa terkenal dalam
sejarah hubungan antara Korea Utara dan Amerika Serikat. Pada 18 Agustus 1976, sekelompok tentara AS pergi ke Zona Demiliterisasi untuk menebang pohon poplar yang menghalangi pandangan
"_Bridge of No Return"_ melintasi DMZ. Dua petugas dalam kelompok itu dihabisi sampai tewas selama perjalanan oleh penjaga Korea Utara dari sebuah desa perjanjian antara kedua
negara. Tiga hari kemudian, dua peleton Pasukan Keamanan Bersama dikirim untuk menebang pohon itu untuk unjuk kekuatan melawan DPRK. Korea Utara merespons dengan mengirim hingga 200 pasukan
bersenjata lengkap. Posisi senapan mesin disiapkan, pasukan ditempatkan dalam keadaan siaga, dan pangkalan angkatan udara di Jepang dalam keadaan siaga penuh. Akhirnya, pohon itu ditebang
tanpa konfrontasi lebih lanjut. Hari ini, yang tersisa dari pohon itu hanyalah tunggul--berdiri sebagai pengingat betapa mudahnya terjadi ketegangan antara kekuatan di DMZ. 8. LANSIA YANG
DIMINTA UNTUK BUNUH DIRI Dalam beberapa tahun terakhir, berkat obat-obatan yang lebih mahal, kelaparan yang meningkat, dan sikap apatis terhadap para orang tua, banyak keluarga Korea Utara
menekan anggota keluarga mereka yang sudah lansia untuk bunuh diri. Ya, memang terdengar gila, tapi ini fakta. Menurut _Radio Free Asia_, yang mengutip sebuah sumber di provinsi Hamgyong
Utara, para lansia merasa kesulitan hidup di bawah sistem kesejahteraan yang tegang, terkadang mereka terpaksa meninggalkan rumah untuk menghindari konflik dengan anak-anak mereka. Karena
beban keuangan untuk merawat orang tua, banyak anak yang meminta orang tua mereka (beberapa di antaranya adalah veteran Perang Korea) untuk bunuh diri demi keluarga. 9. KEMATIAN OTTO
WARMBIER Dari beberapa warga Amerika yang ditahan oleh rezim Korea Utara saat berkunjung selama bertahun-tahun, menurut _Guardian_, kasus Otto Warmbier mungkin kasus yang paling terkenal dan
juga mengerikan. Di usia 22 tahun, ia ditahan di Korea Utara pada Januari 2016 karena diduga mencuri poster propaganda dari kamar hotelnya, tempat ia menginap saat _traveling_ di negara
itu. Warmbier adalah seorang mahasiswa di Universitas Virginia, ia dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa dalam sebuah persidangan yang diduga memakan waktu kurang dari satu jam saja. Pada
2017, Warmbier dikembalikan ke Amerika Serikat dalam keadaan yang tidak responsif, otaknya rusak berat. Dia tidak dapat berbicara, melihat, atau bereaksi terhadap perintah verbal. Warmbier
meninggal setelah setibanya di rumah. Meskipun ada protes dari rezim, diasumsikan bahwa ia mengalami pemukulan dan penyiksaan oleh Korea Utara. Sementara itu, tiga orang Amerika juga masih
dipenjara di Korea Utara. 10. PULGASARI vanityfair.com Dikutip dari _vanityfair.com_, bukan hal yang baru lagi bagi DPRK untuk mempekerjakan penculikan di luar perbatasannya demi mencapai
tujuannya sendiri. Salah satu kasus penculikannya melibatkan Shin Sang Ok, seorang sutradara film Korea Selatan yang sangat terkenal. Sebelumnya, istri Shin, seorang bintang film diculik
oleh Korea Utara; Shin ditangkap saat berusaha melacak istrinya. Atas perintah Kim Jong-il, Shin dipaksa untuk memproduksi tujuh film yang dibintangi istrinya. Film yang paling terkenal
adalah Pulgasari, film _Godzilla_ di mana monster tituler bertarung dan mengalahkan kaisar jahat. Film ini menjadi hits di Korea Utara dan membuat Kim terkesan. Ketika Shin dan istrinya
diberikan izin untuk mengunjungi Wina karena "urusan bisnis," mereka melarikan diri ke kedutaan AS. Pulgasari akhirnya dilarang ditayangkan di teater Korea Utara tidak lama setelah
itu. 11. PENCULIKAN WARGA JEPANG Selama tahun 1970-an dan 80-an, DPRK menculik setidaknya selusin warga Jepang dan membawa mereka ke Korea Utara. Kim Jong-il mengakui pada tahun 2002 bahwa
penculikan itu meliputi seorang ahli kecantikan, anak sekolah, dan pasangan muda yang sedang berlibur di pantai. Delapan orang yang dinyatakan hilang telah meninggal, dengan empat
diantaranya masih tinggal di Pyongyang. Menurut rezim, para korban diculik agar mereka dapat mengajar Jepang ke mata-mata Korea Utara, dan untuk memberikan identitas palsu bagi mata-mata
yang akan memasuki Korea Utara. Banyak yang menduga pemerintah Korea Utara telah membunuh setidaknya beberapa orang yang hilang, setelah desas-desus tentang penculikan muncul pada 1990-an.
Itu dia 11 peristiwa kelam yang pernah terjadi di Korea Utara. Duh, semoga tidak ada lagi deh masalah besar di masa depan. This article is written by our community writers and has been
carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.