
Viral penjagalan di medan, ini 5 bahaya makan daging kucing
Play all audios:

Baru-baru ini masyarakat Indonesia dikejutkan dengan terbongkarnya kasus rumah jagal kucing di Medan. Melalui akun Instagram, seseorang mengunggah foto tas plastik yang berisi daging,
potongan tubuh, hingga kepala kucing. Kasus tersebut sontak membuat warganet marah. Warganet tak hanya menganggapnya kejam, tapi juga termasuk tindakan tak bermoral kepada hewan. Kucing
yang tak bersalah harus mati untuk keuntungan pribadi pelaku. Terlebih lagi, kucing yang menjadi korban tak jarang merupakan peliharaan milik warga sekitar. Di sisi lain, kucing bukanlah
hewan yang seharusnya dikonsumsi oleh manusia. Pasalnya, hewan peliharaan tersebut dapat membawa beberapa risiko kesehatan untuk kita. Berikut ini penjelasannya! 1. RISIKO INFEKSI
TOKSOPLASMOSIS unsplash.com/thomascpark Kucing membawa banyak parasit di tubuhnya. Salah satu yang paling umum adalah _Toxoplasma __gondii_ yang dapat menyebabkan penyakit toksoplasmosis.
Parasit protozoa ini umumnya menular kepada manusia melalui kotoran kucing dan konsumsi dagingnya. Toksoplasmosis biasanya menyerupai flu dengan gejala berupa tubuh terasa sakit, pusing,
demam, pembengkakan limpa, hingga kejang. Penyakit ini sangat berbahaya untuk bayi, orang dengan gangguan imunitas, dan ibu hamil. Dilansir _Mayo Clinic_, toksoplasmosis yang ditularkan
melalui daging kucing dapat menyebabkan komplikasi yang parah. Di antaranya kebutaan, ensefalitis (infeksi otak), hingga gangguan pendengaran pada bayi. 2. INFEKSI BOTULISME, KERACUNAN
BAKTERI YANG SERIUS four-paws.org Risiko berikutnya saat kamu mengonsumsi daging kucing adalah botulisme. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri bernama _Clostridium __botulinum_ yang membuat
manusia mengalami kondisi keracunan yang serius. Menurut jurnal berjudul_ "Consumption of Domestic Cat in Madagascar: Frequency, Purpose, and Health __Implications"_ tahun 2015,
bakteri tersebut dapat mengontaminasi daging kucing (dan daging lainnya) yang dibiarkan berada di suhu ruangan dalam waktu lama. Botulisme merupakan penyakit yang mengancam nyawa. Orang
yang terinfeksi akan mengalami gejala berupa gangguan bicara, penglihatan, sesak napas, kram perut, hingga kelumpuhan. Jika tak segera ditangani, kelumpuhan akan menyebar hingga ke otot
pernapasan sehingga pasien akan meninggal dunia. 3. PENYAKIT LYME four-paws.org Kucing dapat menjadi inang untuk bakteri bernama _Borrelia __duttonii_. Tepatnya, kutu yang ada di tubuh
kucinglah yang biasa membawa bakteri tersebut. Ketika manusia melakukan kontak, apalagi memakan daging kucing yang terinfeksi, mereka dapat terserang penyakit Lyme dan penyakit bawaan kutu
lainnya. Lanjutkan membaca artikel di bawah EDITOR’S PICKS Menurut jurnal yang sama, kondisi tersebut biasanya terjadi ketika manusia mengonsumsi daging kucing yang telah mati atau sudah
menjadi bangkai. Bukan hanya itu, mereka yang memotong dan bahkan memegangnya juga berisiko untuk tertular. Penyakit Lyme biasanya ditandai dengan munculnya ruam kemerahan di kulit yang
tampak seperti gigitan serangga. Gejala lain yang mengikutinya adalah demam, tubuh menggigil, sakit kepala, hingga pembengkakan limpa. _BACA JUGA: 7 HEWAN YANG SERING DIKORBANKAN UNTUK
FASHION, YUK STOP!_ 4. RISIKO KERACUNAN BAHAN KIMIA insider.com Selain risiko dari parasit dan bakteri bawaan hewan tersebut, pemakan daging kucing juga bisa mengalami keracunan bahan kimia.
Laporan resmi dari _Four __Paws_, lembaga kesejahteraan hewan tahun 2020 mengatakan bahwa para pelaku penjagalan sering kali menggunakan racun kimia untuk menangkap hewan tersebut.
Beberapa racun yang sering digunakan adalah sianida, _strychnine_, dan _suxamethonium_. Bahan kimia tersebut dapat diteruskan kepada orang yang mengonsumsi daging kucing yang menjadi korban.
Alhasil, pihak yang mengalami keracunan bukan hanya si hewan. 5. BERBAGAI RISIKO BERBAHAYA LAINNYA DARI MEMAKAN DAGING KUCING four-paws.org Selain yang dipaparkan di atas, sebenarnya masih
banyak risiko lain yang bisa kamu dapatkan dari mengonsumsi daging kucing. Berikut ini di antaranya yang harus kamu waspadai: * _Avian __influenza_ atau flu burung (H5N1) dapat ditularkan
oleh kucing walau kasus ini jarang terjadi; * Anthraks, penyakit dari bakteri _Bacillus __antracis_ yang dapat menyerang kulit, pencernaan, dan pernapasan. Kucing juga bisa menjadi perantara
walaupun yang paling umum adalah melalui hewan ternak; * Brucellosis, infeksi bakteri Brucella; * Hepatitis, terutama hepatitis C; * Leptospirosis, infeksi darah oleh bakteri Leptospira; *
Trichinellosis, infeksi bakteri Trichinella akibat mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan benar; * Infeksi bakteri _E. Coli_ dan _Salmonella_. Penyakit-penyakit di atas adalah salah
satu bukti bahwa mengonsumsi daging kucing bukanlah pilihan yang bijak. Namun terlepas dari itu, kamu harus tahu bahwa mengonsumsi daging kucing sama saja dengan mendukung tindakan
penyiksaan terhadap hewan. Di balik rumah jagal kucing, kamu tidak pernah tahu cara apa saja yang dilakukan pelaku untuk menangkap dan membunuh hewan-hewan yang seharusnya menjadi peliharaan
tersebut. Laporan dari _Four Paws_ mengungkapkan bahwa di Vietnam, Kamboja, dan Indonesia, hewan-hewan di rumah jagal tidak diperlakukan dengan semestinya. Mereka diculik, dikurung dalam
kandang yang sempit, tidak diberi makanan, dan bahkan disiksa dengan berbagai metode yang keji. Oleh karena itu, kita harus lebih bijak dalam memilih makanan dan bertindak. Penyiksaan hewan
untuk keuntungan pribadi dan konsumsi tak seharusnya dilakukan karena mereka juga punya hak untuk hidup. _BACA JUGA: 7 HEWAN INI SERING DIKORBANKAN DALAM EKSPERIMEN SAINS, ADA KUCING JUGA_